SELAMAT DATANG DI PERUSAHAAN KAMI CV. JGS

CV. JOGJA GEOLOGI SURVEY Adalah Sebuah Badan Usaha Yang Bergerak di Bidang Jasa Konsultan Geologi dan Pertambangan, Kami Melayani Survey Geologi Maupun Perizinan IUP Tambang CV. JOGJA GEOLOGI SURVEY Didirikan Dengan Akta Notaries Siti Asmaul Khusnah SH No. 07 tanggal 12 Februari Tahun 2012 Kontak Kami Hp : 085323353108 Email : jgsconsultan@gmail.com .

Find Out More Purchase Theme

Project CV. JGS

Perizinan WIUP

Perizinan WIUP, Perizinan IUP Eksplorasi, Perizinan IUP Oprasi Produksi, Pembuatan Dokumen Teknis .

Read More

Survey Geologi

Survey Eksplorasi Batubara,Survey Eksplorasi Nikel, Survey Eksplorasi Quarry Andesit, Pasir,Survey Geolistrik .

Read More

Desain Tambang

Blok Model Pit Desain Estimasi Cadangan Section Hole Conturing.

Read More

Pelatihan Program Geologi

Program Surpac Program Minecape Program Argis Program Mapinfo.

Read More

Project CV.JGS

CV. Jogja Geologi Survey

Anda Membutuhkan Jasa Konsultan Tambang dan Geologi, Untuk Perizinan Maupun Kajian Teknis Lainnya? Hubungi Kami CV. JGS 0853 233 53108. Kami siap membantu anda

Tuesday, 20 July 2010

Geologi Bayat

Geologi Bayat

Geologi Regional Bayat, Klaten
Posted: July 12, 2010 by ibnu_geologist in Geology Time


KONDISI GEOLOGI REGIONAL

1. Kondisi Umum Kecamatan Bayat

Lokasi daerah Bayat berada kurang lebih 25 km di sebelah timur kota Yogyakarta. Secara umum fisiografi Bayat dibagi menjadi dua wilayah yaitu wilayah di sebelah utara Kampus Lapangan terutama di sisi utara jala raya Kecamatan Wedi yang disebut sebagai area Perbukitan Jiwo (Jiwo Hills), dan area di sebelah selatan Kampus Lapangan yang merupakan wilayah Pegunungan Selatan (Southern Mountains).

2 Kondisi Geomorfologi

2.1 Perbukitan Jiwo

Perbukitan Jiwo merupakan inlier dari batuan Pre-Tertiary dan Tertiary di sekitar endapan Quartenary, terutama terdiri dari endapan fluvio-volcanic yang berasal dari G. Merapi. Elevasi tertinggi dari puncak-puncak yang ada tidak lebih dari 400 m di atas muka air laut, sehingga perbukitan tersebut merupakan suatu perbukitan rendah.

Perbukitan Jiwo dibagi menjadi dua wilayah yaitu Jiwo Barat dan Jiwo Timur yang keduanya dipisahkan oleh Sungai Dengkeng secara antecedent. Sungai Dengkeng sendiri mengalir mengitari komplek Jiwo Barat, semula mengalir ke arah South-Southwest, berbelok ke arah East kemudian ke North memotong perbukitan dan selanjutnya mengalir ke arah Northeast. Sungai Dengkeng ini merupakan pengering utama dari dataran rendah di sekitar Perbukitan Jiwo.Gambar 4.2. Pembagian fisiografi daerah Bayat di mana Perbukitan Jiwo Barat dan Timur dipisahkan oleh Sungai Dengkeng

Dataran rendah ini semula merupakan rawa-rawa yang luas akibat air yang mengalir dari lembah G. Merapi tertahan oleh Pegunungan Selatan. Genangan air ini, di utara Perbukitan Jiwo mengendapkan pasir yang berasal dari lahar. Sedangkan di selatan atau pada bagian lekukan antarbukit di Perbukitan Jiwo merupakan endapan air tenang yang berupa lempung hitam, suatu sedimen Merapi yang subur ini dikeringkan (direklamasi) oleh pemerintah Kolonial Belanda untuk dijadikan daerah perkebunan. Reklamasi ini dilakukan degan cara membuat saluran-saluran yang ditanggul cukup tinggi sehingga air yang datang dari arah G. Merapi akan tertampung di sungai sedangkan daerah dataran rendahnya yang semula berupa rawa-rawa berubah menjadi tanah kering yang digunakan untuk perkebunan. Sebagian dari rawayang semula luas itu disisakan di daerah yang dikelilingi Puncak Sari, Tugu, dan Kampak di Jiwo Barat, dikenal sebagai Rawa Jombor. Rawa yang disisakan itu berfungsi sebagai tendon untuk keperluan irigasi darah perkebunan di dataran sebelah utara Perbukitan Jiwo Timur.

Untuk mengalirakan air dari rawa-rawa tersebut, dibuat saluran buatan dari sudut Southwest rawa-rawa menembus perbukitan batuan metamorfik di G. Pegat mengalir ke timur melewati Desa Sedan dan memotong Sungai Dengkeng lewat aqueduct di sebelah seatan Jotangan menerus ke arah timur.

Daerah perbukitan yang tersusun oleh batugamping menunjukkan perbukitan memanjang dengan punggung yang tumpul sehingga kenampakan punca-puncak tidak begitu nyata. Tebing-tebing perbukitannya tidak terlalu terbiku sehingga alur-alurnya tidak banyak dijumpai (Perbukitan Bawak-Temas di Jiwo Timur dan Tugu-Kampak di Jiwo Barat). Untuk daerah yang tersusun oleh batuan metamorfik perbukitannya menunjukkan relief yang lebih nyata dengan tebing-tebing yang terbiku kuat. Kuatnya hasil penorehan tersebut menghasilkan akumulasi endapan hasil erosi di kaki perbukitan ini yang dikenal sebagai colluvial. Puncak-puncak perbukitan yang tersusun dari batuan metamorfik terlihat menonjol dan beberapa diantaranya cenderung berbentuk kerucut seperti puncak Jabalkat dan puncak Semanggu. Daerah degan relief kuat ini dijumpai daerah Jiwo Timur mulai dari puncak Konang kea rah timur hingga puncak Semanggu dan Jokotuo. Daerah di sekitar puncak Pendul merupakan satu-satunya tubuh bukit yang seluruhnya tersusun oleh batuan beku. Kondisi morfologinya cukup kasar mirip perbukitan metamorfik namun relief yang ditunjukkan puncaknya tidak sekuat perbukitan metamorfik.

n2.2 Daerah Jiwo Barat

Jiwo Barat terdiri dari deretan perbukitan G. Kampak, G. Tugu, G. Sari, G. Kebo, G. Merak, G. Cakaran, dan G. Jabalkat. G. Kampak dan G. Tugu memiliki litologi batugamping berlapis, putih kekuningan, kompak, tebal lapisan 20 – 40 cm. Di daerah G. Kampak batugamping tersebut sebagian besar merupakan suatu tubuh yang massif, menunjukkan adanya asosiasi dengan kompleks terumbu (reef). Di antara G. Tugu dan G. Sari batugamping tersebut mengalami kontak langsung dengan batuan metamorfik (mica schist).

Daerah Jiwo Barat memiliki puncak-puncak bukit berarah utara-selatan yang diwakili oleh puncak Jabalkat, Kebo, Merak, Cakaran, Budo, Sari, dan Tugu dengan di bagian paling utara membelok ke arah barat yaitu G. Kampak.

Batuan metamorf di daerah ini mencakup daerah di sekitar G. Sari, G. Kebo, G. Merak, G. Cakaran, dan G. Jabalkat yang secara umum berupa sekis mika, filit, dan banyak mengandung mineral kuarsa. Di sekitar daerah G. Sari, G. Kebo, dan G. Merak pada sekis mika tersebut dijumpai bongkah-bongkah andesit dan mikrodiorit. Zona-zona lapukannya berupa spheroidal weathering yang banyak dijumpai di tepi jalan desa. Batuan beku tersebut merupakan batuan terobosan yang mengenai tubuh sekis mika . singkapan yang baik dijumpai di dasar sungai-sungai kecil yang menunjukkan kekar kolom (columnar joint).

Batuan metamorfik yang dijumpai juga berupa filit sekis klorit, sekis talk, terdapat mieral garnet, kuarsit serta marmer di sekitar G. Cakaran, dan G. Jabalkat. Sedangkan pada bagian puncak dari kedua bukit itumasih ditemukan bongkah-bongkah konglomerat kuarsa. Sedangkan di sebelah barat G. Cakaran pada area pedesaan di tepian Rawa Jombor masih dapat ditemukan sisa-sisa konglomerat kuarsa serta batupasir. Sampai saat ini batuan metamorfik tersebut ditafsirkan sebagai batuan berumur Pre-Tertiary, sedagkan batupasir dan konglomerat dimasukkan ke dalam Formasi Wungkal.

Di daerah ini dijumpai dua inlier (isolated hill) masing-masing di bukit Wungkal dan bukit Salam. Bukit Wungkal semakin lama semakin rendah akibat penggalian penduduk untuk mengambil batu asah (batu wungkal) yang terdapat di bukit tersebut.

2.3 Daerah Jiwo Timur

Daerah ini mencakup sebelah timur Sungai Dengkeng yang merupakan deretan perbukitan yang terdiri dari Gunung Konang, Gunung Pendul, Gunung Semangu, Di lereng selatan Gunung Pendul hingga mencapai bagian puncak, terutama mulai dari sebelah utara Desa Dowo dijumpai batu pasir berlapis, kadang kala terdapat £ragmen sekis mika ada di dalamnya. Sedangkan di bagian timur Gunung Pendul tersingkap batu lempung abu-abu berlapis, keras, mengalami deformasi lokal secara kuat hingga terhancurkan.

Hubungan antar satuan batuan tersebut masih memberikan berbagai kemungkinan karena kontak antar satuan terkadang tertutup oleh koluvial di daerah dataran. Kepastian stratigrafis antar satuan batuan tersebut barn dapat diyakini jika telah ada pengukuran umur absolut. Walaupun demikian berbagai pendekatan penyelidikan serta rekontruksi stratigrafis telah banyak dilakukan oleh para ahli.

Daerah perbukitan Jiwo Timur mempunyai puncak-puncak bukit berarah barat-timur yang diwakili oleh puncak-puncak Konang, Pendul dan Temas, Gunung J okotuo dan Gunung T emas.

Gunung Konang dan Gunung Semangu merupakan tubuh batuan sekis-mika, berfoliasi cukup baik, sedangkan Gunung Pendul merupakan tubuh intrusi mikrodiorit. Gunung Jokotuo merupakan batuan metasedimen (marmer) dimana pada tempat tersebut dijumpai tanda-tanda struktur pense saran. Sedangkan Gunung Temas merupakan tubuh batu gamping berlapis.

Di sebelah utara Gunung Pendul dijumpai singkapan batu gampmg nummulites, berwarna abu-abu dan sangat kompak, disekitar batu gamping nummulites tersebut terdapat batu pasir berlapis. Penyebaran batugamping nummulites dijumpai secara setempat-setempat terutam di sekitar desa Padasan, dengan percabangan ke arah utara yang diwakili oleh puncak Jopkotuo dan Bawak.

Di bagian utara dan tenggara Perbukitan Jiwo timur terdapat bukit terisolir yang menonjol dan dataran aluvial yang ada di sekitamya. Inlier (isolited hill) ini adalah bukit Jeto di utara dan bukit Lanang di tenggara. Bukit Jeto secara umum tersusun oleh batu gamping Neogen yang bertumpu secara tidak selaras di atas batuan metamorf, sedangkan bukit Lanang secara keseluruhan tersusun oleh batu gamping Neogen.

2.4 Daerah Pegunungan selatan

Di sebelah selatan Kampus Lapangan hingga mencapai puncak Pegunungan Baturagung, secara stratigrafis sudah tennasuk wilayah Pegunungan Selatan. Secara struktural deretan pegunungan tersebut, pada penampang utara-selatan, merupakan suatu pegunungan blok patahan yang membujur barat-timur.

Untuk daerah di sekitar kampus lapangan, litologi yang dijumpai merupakan bagian dari Fonnasi Kebo, Butak dan Semilir. Beberapa lokasi singkapan penting penting antard lain sekitar Lanang dan desa Tegalrejo dijumpai” batu pasir tufan dengan sisipan serpih. Di selatan desa Banyuuripan, yaitu desa Kalisogo, ditemukan breksi autoklastik dengan pola retakan radial yang ditafsirkan sebagai produk submarine breccia. Semakin ke selatan, sekitar desa Tanggul, Jarum dan Pendem, terdapat singkapan endapan kip as aluvial. Di bagian barat daya, sekitar desa Tegalrejo, dijumpai batu pasir berlapis dengan pelapukan mengulit bawang. Di bagian timumya terdapat batu lempung abu-abu dengan zona kekar.

Naik ke arah puncak Baturagung, perlapisan-Iperlapisan batuan sedimen akan dijumpai dengan baik, dapat berupa batu pasir, batu lempung, batu pasir krikilan, batu pasir tufa maupun sisipan breksi. Pengamtan sepanjang jalan ini sangat penting untuk melacak keaadaan strtigrafis serta struktur geologi di daerah selatan Kampus Lapangan.

3 Kondisi Statigrafi Regional

Batuan tertua yang tersingkap di daerah Bayat terdiri dari batuan metamorf berupa filtit, sekis, batu sabak dan marmer. Penentuan umur yang tepat untuk batuan malihan hingga saat ini masih belum ada. Satu-satunya data tidak langsung untuk perkiraan umurnya adalah didasarkan fosil tunggal Orbitolina yang diketemukan oleh Bothe (1927) di dalam fragmen konglomerat yang menunjukkan umur Kapur. Dikarenakan umur batuan sedimen tertua yang menutup batuan malihan tersebut berumur awal Tersier (batu pasir batu gamping Eosen), maka umur batuan malihan tersebut disebut batuan Pre-Tertiary Rocks.

Secara tidak selaras menumpang di atas batuan malihan adalah batu pasir yang tidak garnpingan sarnpai sedikit garnpingan dan batu lempung, kemudian di atasnya tertutup oleh batu gamping yang mengandung fosil nummulites yang melimpah dan bagian atasnya diakhiri oleh batu gamping Discocyc1ina, menunjukkan lingkungan laut dalarn. Keberadaan forminifera besar ini bersarna dengan foraminifera plangtonik yang sangat jarang ditemukan di dalam batu lempung gampingan, menunjukkna umur Eosen Tengah hingga Eisen Atas. Secara resmi, batuan berumur Eosen ini disebut Formasi Wungkal-Garnping. Keduanya, batuan malihan dan Formasi Wungkal-Gamping diterobos oleh batuan beku menengah bertipe dioritik.

Diorit di daerah Jiwo merupakan penyusun utam Gunung Pendul, yang terletak di bagJn timur Perbukitan Jiwo. Diorit ini kemungkinan bertipe dike. Singkapan batuan beku di Watuprahu (sisi utara Gunung Pendul) secara stratigrafi di atas batuan Eosen yang miring ke arah selatan. Batuan beku ini secara stratigrafi terletak di bawah batu pasir dan batu garnping yang masih mempunyai kemiringan lapisan ke arah selatan. Penentuan umur pada dike! intrusi pendul oleh Soeria Atmadja dan kawan-kawan (1991) menghasilkan sekitar 34 juta tahun, dimana hasil ini kurang lebih sesuai dengan teori Bemmelen (1949), yang menfsirkan bahwa batuan beku tersebut adalah merupakan leher/ neck dari gunung api Oligosen. Mengenai genetik dan generasi magmatisme dari diorit di Perbukitan Jiwo masih memerlukan kajian yang lebih hati-hati.

Sebelum kala Eosen tangah, daerah Jiwo mulai tererosi. Erosi tersebut disebabkan oleh pengangkatan atau penurunan muka air laut selama peri ode akhir oligosen. Proses erosi terse but telah menurunkan permukaan daratan yang ada, kemudian disusul oleh periode transgresi dan menghasilkan pengendapan batu garnping dimulai pada kala Miosen Tengah. Di daerah Perbukitan Jiwo tersebut mempunyai ciri litologi yang sarna dengan Formasi Oyo yang tersingkap lenih banyak di Pegunungan Selatan (daerah Sambipitu Nglipar dan sekitarnya).

Di daerah Bayat tidak ada sedimen laut yang tersingkap di antara Formasi WungkalGampingan dan Formasi Oyo. Keadaan ini sang at berbeda dengan Pegunungan Baturagung di selatannya. Di sini ketebalan batuan volkaniklastik-marin yang dicirikan turbidit dan sedimen hasil pengendapan aliran gravitasi lainnya tersingkap dengan baik. Perbedaan-perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh kompleks sistem sesar yang memisahkan daerah Perbukitan Jiwo dengan Pegunungan Baturagung yang telah aktif sejak Tersier Tengah.

Selama zaman Kuarter, pengendapan batu gamping telah berakhir. Pengangkatan yang diikuti dengan proses erosi menyebabkan daerah Perbukitan Jiwo berubah menjadi daerah lingkungan darat. Pasir vulkanik yang berasal dari gunung api Merapi yang masih aktif mempengaruhi proses sedimentasi endapan aluvial terutama di sebelah utara dan barat laut dari Perbukitan Jiwo.

Keadaan stratigrafi Pegunugan Selatan, dari tua ke muda yaitu :
Formasi Kebo, berupa batu pasir vulkanik, tufa, serpih dengan sisipan lava, umur Oligosen (N2-N3), ketebalan formasi sekitar 800 meter.
Formasi Butak, dengan ketebalan 750 meter berumur Miosen awal bagian bawah (N4), terdiri dari breksi polomik, batu pasir dan serpih.
Formasi Semilir, berupa tufa, lapili, breksi piroklastik, kadang ada sisipan lempung dan batu pasir vulkanik. Umur N5-N9. Bagian tengah meJ1iari dengan Formasi Nglanggran.
Formasi Nglanggran, berupa breksi vulkanik, batu pasir vulkanik, lava dan breksi aliran.
Dari puncak Baturagung ke arah selatan, yaitu menuju dataran Wonosari akan dijumpai Formasi Sambipitu, Formasi Oyo, Formasi Wonosari dan
Formasi Kepek.

geologi

geologi


Dunia Geologi
Saturday, March 15, 2008
Waspadailah Tanda-Tanda Datangnya Tsunami!
Gelombang tsunami memiliki beragam tanda atau fenomena alamiah. Semua itu berdasarkan hasil yang dikumpulkan ilmuwan dari berbagai hasil penelitian dan dokumentasi mengenai bencana itu khususnya yang berasal dari negara rawan tsunami seperti Jepang.

"Dari hasil laporan dokumen lama serta prasasti yang ada di Jepang, serta pengalaman dari hasil survei lapangan memperlihatkan beberapa tanda alami sebelum datangnya tsunami," kata Ketua Kelompok Riset Tsunami Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr Eng Hamzah Latief.

Eng Hamzah Latief memaparkan, tanda-tanda tersebut adalah gerakan tanah, tsunami forerunners atau riakan air laut, tarik surutnya muka air laut, tsunami bore atau pembentukan dinding muka air di tengah laut, timbulnya suara abnormal, pengamatan visual ke arah lepas pantai, serta pengamatan melalui indera penciuman dan perasa.

Gerakan tanah, ujar dia, timbul karena penjalaran gelombang di lapisan bumi padat akibat gempa, sedangkan tsunami forerunners adalah deretan riak muka laut yang mendahului kedatangan tsunami utama.

Hamzah menuturkan, menurut sejumlah pakar dari Jepang, tsunami forerunners tidak selamanya muncul. Seperti di pantai utara dan selatan benua Amerika, fenomena tersebut tidak hadir karena kemiringan alami dan inisial tsunami terhadap pantai.

"Sedangkan kehadiran forerunners di tempat lain seperti di Jepang adalah akibat terjadinya resonansi atau gelombang ikutan tsunami awal di teluk dan di paparan benua sebelum tsunami utama datang," kata peraih gelar doktor spesialisasi tsunami dari Universitas Tohoku, Jepang itu.

Mengenai tsunami bore atau dinding muka air di laut, Hamzah menjelaskan bahwa untuk daerah landai yang sedimennya tergerus tsunami maka dinding air tersebut akan berwarna hitam atau kelabu, sedangkan untuk daerah berkarang maka dinding itu berwarna putih yang dipenuhi oleh busa air laut.

Sementara itu, lanjutnya, banyak dokumen lama di Jepang yang melaporkan timbulnya suara abnormal sebelum kedatangan tsunami seperti yang terukir pada Monumen Tsunami di Prefektur Aomori yang berbunyi "Gempa, suara menderu, kemudian tsunami".

"Ini menganjurkan agar melakukan evakuasi jika terdengar suara abnormal setelah terjadinya gempa," katanya.

Hamzah mengungkapkan, suara aneh juga diceritakan oleh saksi mata di Biak (1996), Banyuwangi (1994), dan Flores (1992) di mana suara itu dideskripsikan antara lain seperti bunyi helikopter, suara drum band, serta desingan roket. Dengan fakta ini maka jika terdengar suara drum band apalagi yang misterius setelah gempa, kita tidak bisa keburu bergoyang senang dulu menganggap hiburan telah datang, hal ini malah menandakan bencana datang.

Ia menjelaskan lebih lanjut, suara tersebut berhubungan dengan posisi tsunami saat menjalar atau saat menghantam tebing batu dan pantai yang landai.

"Terdapat pula saksi mata yang berkata, sesaat sebelum tsunami datang terjadi angin dengan hawa agak dingin bercampur dengan bau garam laut yang cukup kuat, yang kemungkinan besar akibat tolakan air laut di lepas pantai," kata Hamzah.

Ini semua yang patut kita waspadai terutama di saat bencana gempa berkekuatan besar terus mendera negara kita ini. (kapanlagi}
Posted by Webmaster at 5:16 PM 1 comments

MITRA PROJECT KAMI

4 Mitra Kampus CV. JGS
Kampus UGM, Kampus ITNY Yogyakarta, Kampus UPN Veteran Yogyakarta, Kampus Akprin Yogyakarta
54 Project CV. JGS
Project Perizinan Tambang PT. Tjakrindo, PT. Sinar Mineral Gemilang Pasuruan, Project Gold PT. JCM Kaltara, PT. GIR Project Nikel
54 Customers CV. JGS
PT. JCM, PT. SMG, PT. TJAKRINDO, PT. GIR, PT.CHARIL SAKTI PERDANA, PT. KALAPA SATANGKAL, PT. KUIM

Team CV.JGS

Direktur Utama
CEO
Team CV.JGS
Team Eksplorasi
Team CV.JGS
Team Geolistrik
Team CV.JGS
Team Drilling

Contact

Kami Siap Melayani

CV. Jogja Geologi Survey siap membantu Prizinan IUP, Survey Geologi Maupun Kegiatan Lainnya, Kami akan memberikan segala yang terbaik mulai dari Perizinan Awal WIUP, hingga Kegiatan Eksplorasi dan Produksi. Dengan hasil terbaik dan harga terbaik..

Address:

Yogyakarta, Jalan Magelang,

07 Am:

Monday - Friday from 9am to 5pm

085323353108

Powered by Blogger.